Sunday, January 25, 2009

Dwi tunggal: Eros Djarot-Rizal Ramli


Senin, 12 Januari 2009 pukul 10:22:00BANDUNG -- Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) mendeklarasikan pasangan capres dan cawapres, Rizal Ramli-Eros Djarot. Pasangan ini bersumpah di hadapan ribuan kadernya, kalau mereka siap diberi azab bila sampai mengkhianati rakyat.Sekalipun Rizal Ramli ditetapkan sebagai tersangka, namun hal itu tidak mengurungkan niat PNBK untuk mendaulatnya sebagai capres. Malahan Ketua Umum mereka, Eros Djarot, hanya diposisikan sebagai cawapres Rizal.Rizal-Eros mengklaim dirinya sebagai pasangan pembawa perubahan di Indonesia. Mereka pun membacakan lima sumpah di hadapan ribuan kader dan simpatisan PNBK. Salah satu isi janji mereka adalah tidak mau mengkhianati rakyat, hanya memgabdi pada rakyat, serta siap diazab dan dikutuk oleh Allah SWT bila sampai berkhianat pada rakyat.Menurut Rizal, hanya 20 persen warga Indonesia yang sudah merasakan kemerdekaan. Sementara sisanya yang 80 persen, sambung dia, belum merasakan buah dari kemerdekaan yang dikumandangkan 17 Agustus 1945. Fakta tersebut, sambung Rizal, yang memotivasi untuk berjuang dalam mensejahterakan masyarakat. ''Kita harus wujudkan amanat pahlawan kita dalam mengisi kemerdekaan ini,'' ujar Rizal di Gedung Sabuga, Bandung, Ahad (11/1).Rizal menegaskan, yang dibutuhkan saat ini adalah militansi dalam memperjuangkan nasib masyarakat. PNBK, tutur dia, merupakan partai yang menjunjung tinggi ideologinya dalam memperjuangkan nasib rakyatnya.Dirinya mengimbau masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang 4 L (lu lagi lu lagi). Untuk itu, tegas Rizal, sudah saatnya dibutuhkan pemimpin yang membawa perubahan agar kondisi bangsa tidak 4 L (lesu lagi lesu lagi).Sementara Eros Djarot menyatakan, deklarasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk mengikuti mewarnai bursa capres dan cawapres. Dia menegaskan, deklarasi tersebut ditekankan untuk sebuah perubahan bagi bangsa Indonesia.Oleh karena itu, kata Eros, deklarasinya dinamakan Dwitunggal Pemimpin Perubahan. ''Tapi kalau memang rakyat menginginkannya menjadi capres, mengapa tidak,'' ujar Eros.Dalam kesempatan itu, Eros mengaku bosan untuk berkontrak politik. Menurut dia, tidak sedikit kontrak politik itu yang justru dilanggar. Setiap kali membuat kontrak politik, tambah dia, pasti berkhianat.Masih dikatakan Eros, dalam pemilu 2009, PNBK tidak akan muluk-muluk dalam menargetkan perolehan suara. Kata dia, PNBK menargetkan perolehan suara sebanyak lima persen. ''Kalau pun tidak tercapai, tidak apa-apa. Yang penting ada perubahan bangsa ini,'' tambahnya. sanhttp://www.republika.co.id/koran/0/25542.html

No comments:

Post a Comment