Sunday, January 25, 2009

Eros Djarot Gunakan Lebih dari 67 Judul Buku Sebagai Rujukan Pembuatan Film "Tjoet Nja’ Dhien"



JAKARTA – Eros Djarot merupakan salah satu sineas papan atas negeri ini. Namanya tidak lepas dari sukses film besutannya bertajuk Tjoet Nja’ Dhien, film yang memenangi Piala Citra tempo lalu. Dalam membuat film berlatar belakang sejarah ini, Eros menjadikan buku sebagai referensi utamanya. “Tidak kurang ada 67 judul buku, dengan 13 buku sebagai pegangan wajib para pemain dan kru lainnya dan 600 tulisan sebagai referensi utama dalam pembuatan film Tjoet Nja’ Dhien,” papar Eros dalam diskusi dan pemutaran film Tjoet Nja’ Dhien di Gedung Teater, Perpustakaan Nasional, Senin (14/8).Secara umum, menurut pria kelahiran Rangkasbitung, 22 Juli 1950 ini, buku atau bahan pustaka lainnya merupakan sumber informasi yang tak ternilai. Tidak hanya dalam membuat film, dengan membaca buku berarti telah menguasai setengah dari informasi yang ada didalamnya. “Tanpa pustaka maka tak akan kenal apa-apa,” tambahnya.Dalam diskusi yang dipandu oleh Adi Pranawijaya ini, Eros selain membedah berbagai sisi dalam film Tjoet Nja’ Dhien, juga memaparkan seputar perkembangan dunia film Indonesia secara umum. Film Tjoet Nja’ Dhien yang dibintangi beberapa nama besar seperti Slamet Rahardjo dan Cristine Hakim ini, diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan yang kuat akan suatu tujuan, dengan sungguh-sungguh dan kecintaan. “Penonton semoga bisa belajar banyak dari muatan film ini. Bahwa keyakinan akan berhasil menjadi kenyataan apabila dikerjakan sungguh-sungguh,” harap sang sutradara. Ada banyak hal yang ingin disampaikan lewat film ini. Tapi semua itu dikembalikan lagi kepada penonton. “Terserah penonton mau memilih menjadi manusia dengan karakter seperti apa. Semua ada dalam film ini,” tambahnya.Menyinggung tentang perkembangan film nasional dewasa ini, Eros merasa bersyukur karena masih ada orang yang cinta film dan mau membuatnya. “Yang pertama adalah patut kita hargai semangat mereka dalam membuat film. Meski diakui tema-tema yang diangkat masih seputar gaya hidup supermall,” jelasnya. Muatan dan isinya yang harus diperhatikan, sehingga dapat memberi manfaat yang lebih besar kepada para penonton khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.


No comments:

Post a Comment